Kapitalisme dan Basis Filsafat Karl Marx
![]() |
Karl Marx (sumber Google) |
Istilah marxisme merupakan kata yang sangat popular bagi kaum
akademis atau pun kaum aktivis di tingkat nasional maupun di kanca
internasional. Marxisme sendiri merupakan pemahaman yang dikumpulkan dari
berbagai gagasan Karl Marx (1818-1883). Gagasan-gagasan Marx tersebut
diresmikan sebagai marxisme oleh Friedrich Engels (1854-1938). Karl Marx
sendiri dikenal bukan hanya sekadar filsuf Jerman namun juga sebagai seorang
revolusioner di mana karya-karyanya mengilhami dasar banyak rezim komunis di
abad kedua puluh. Karl Marx hidup dalam iklim intelektual Hegelian di mana ia
kerap diperhadapkan dengan pemikiran para Hegelian muda yang cenderung
konservatif dengan idealisme tentang agama dan negara (Stanford
Encyclopedia).
Materialisme Karl Marx melihat ontologi atau realitas yang ada hanyalah hal-hal
yang material (lingkungan sosial dan sebagainya), di mana ia menentang
pandangan pemikir-pemikir pendahulunya, termasuk Hegel tentang keyakinan dan
teori yang masih mengedepankan metafisika. Salah satu kritik Marx pada filsafat
Hegel Karya ini adalah rumah bagi pernyataan Marx yang terkenal bahwa agama
adalah 'candu rakyat', di mana Marx melihat agama sebagai penghilang rasa sakit
yang menimbulkan ilusi yang berbahaya, di mana eranya agama seakan-akan hadir
sebagai alat dengan menggunakan nama tuhan untuk melegitimasi kekuasaan kaum
borjuis (kelas atas) pada kaum proletar (kelas bawah) di Eropa di abad
ke-19.
Basis filsafat Karl
Marx sendiri terdiri dari beberapa poin, yakni kebebasan dan kreativitas,
kesetaraan dan kritik terhadap kapigalisme. Pertama, kebebasan dan kreativitas
merupakan kesatuan yang tidak bisa terpisahkan di mana kebebasan yang dimaksud
Karl Marx adalah upaya setiap individu untuk melepaskan belenggu dari
kolonialisasi, diskriminasi, tatanan budaya yang ortodoks (agama dan
sebagainya) dan ruang-ruang neo-kolonial lainnya. Kemudian, kreativitas
ditujukan sebagai tanggung jawab setiap individu pada dirinya sendiri
dalam meningkatkan wawasannya, sehingga pasca mendapatkan kebebasan dari setiap
belenggu kolonialisasi, ia mengetahui apa yang akan dilakukannya jelang masa
depannya.
Kedua, kesetaraan yang diimpikan Karl Marx
adalah manifestasi dari kritiknya pada tatanan hirarki yang menciptakan
kelompok kelas atas dan kelas bawah/bawah, karena pada dasarnya kelas
atas memiliki otoritas untuk mengatur, mendiskriminasi hingga menindas kelas
bawah. Terakhir adalah kritik terhadap kapitalisme, di mana Karl Marx melihat
Kapitalisme adalah sistem yang menciptakan ketidaksetaraan antara sesama
manusia. Kebebasan berekonomi dalam sistem kapitalis, utamanya dalam berdagang
menciptakan arena dengan hukum rimba di mana pemilik modal ataupun kelompok
politik dengan ekonomi tertinggi bersaing dengan kelas bawah yang inferior.
Dalam sistem ini, Karl Marx melihat negara hanya berperan minimal dalam
mewujudkan kesetaraan sosial, utamanya ekonomi dalam bermasyarakat.
Berdasarkan
basis-basis filosofis Karl Marx inilah, beberapa oposisi kapitalisme muncul di
sekitar abad 19 dan 20, yakni Komunisme dan Sosialisme. Namun nampaknya dalam
perkembangan zaman, kapitalisme tumbuh semakin kuat dan justru digandrungi oleh
setiap individu dari setiap belahan dunia, kekuatan Kapitalisme yang
menyediakan segala kebutuhan manusia dengan lebih canggih dan membuat candu,
sehingga rasa nyaman yang diciptakan oleh kapitalisme tidak mampu dihindari
tidak mampu dihindari dalam kebutuhan-kebutuhan kita sehari-hari. (*)
No comments: