Sejarah, Prinsip dan Pembaruan Renaissance
Renaissance
merupakan era setelah abad pertengahan di mana masa ini dikenal dengan titik
balik bersinarnya kembali budaya eropa barat, yakni kebudayaan klasik Yunani
dan Romawi, sebelum abad pertengahan. Secara etimologis, renaissance berasal dari bahasa latin, renaiture yang berarti
“hidup kembali” atau “lahir kembali”. Renaissance
yang lahir kisaran abad 16 ini adalah manifestasi hasil perjuangan dari bangsa
eropa yang ingin bebas dari tatanan dark
age atau masa kegelapan di abad pertengahan. Kala itu, Eropa didominasi
oleh kekuasaan gereja yang mengatur semua aspek kehidupan masyarakat dengan
dogma-dogma religius, salah satunya adalah membatasi kebebasan berpikir dan
berdialektika secara rasional yang merupakan peninggalan kultur klasik Yunani.
Kelahiran
Renaissance bermula di Italia yang
mengalami revolusi yang signifikan sebagai respon akan kekuasaan gereja yang
otoriter dan kontras dengan pengembangan ilmu pengetahuan ala yunani klasik.
Dengan begitu, era reborn ini (dalam
bahasa Inggris) dikenal juga sebagai momen bersejarah akan konfrontasi yang
begitu sengit antara ilmu pengetahuan dan otoritas gereja. Revolusi kultur
mitologis ke era saintifik di masa renaissance dirintis oleh para
pemikir-pemikir kritis di abad pertengahan yang mampu menyajikan hasil
penelitian empiris dan fundamental dengan metode induktif di mana hal ini
sangat kontras dengan dogma gereja kala itu.
Salah
satu momen historis yang membuka jalan mencuatnya eksistensi renaissance adalah perang suci yang
dimenangkan oleh tentara muslim atas tentara salib. Akibatnya, tidak sedikit
seniman dan cendekiawan pindah dari wilayah Romawi Timur ke kawasan Romawi
Barat. Di sinilah, budaya yunani kuno
kembali dihidupkan, yakni dengan meninggalkan pola pikir yang fanatik pada
tatanan Kristiani Eropa abad pertengahan dan hal-hal yang bersifat mistis
lainnya.
Karakter-karakter khas Renaissance sendiri, adalah paham dan prinsip-prinsip hidup yang digenggam erat oleh masyarakat barat modern hari ini. Pertama, prinsip humanisme, dalam konsep ini
manusia lebih memprioritaskan siklus manusia yang real sewaktu hidup dibanding dengan meyakini dogma tentang
kehidupan manusia setelah kematian; Kedua, individualisme merupakan prinsip yang
pegang oleh masyarakat renaissance yang berkembang dengan menitikberatkan
optimisme dalam potensi akan dirinya sendiri, dengan demikian negara diharapkan
berperan sebagai instrumen pokok yang dapat memaksimalkan transformasi diri
individu sesuai figur yang dicita-citakan oleh negara dan individu tersebut.
Ketiga adalah lahirnya rasionalisme (melihat realitas hanya dengan mengandalkan
akal) dan empirisme (meyakini realitas diperoleh melalui proses penelitian
secara empiris). Tentu saja, kedua pola pikir ini memiliki karakter yang bebas
dan resistant dengan belenggu dogma-dogma
mitologis agama di era renaissance.
Berdasarkan karakter-karakter di atas, tidak sedikit
pemikir besar dan seniman besar yang dihasilkan oleh renaissance. Dalam list seniman, ada nama Leonardo da Vinci, Michael Angelo, El Greco, Titian dan
beberapa tokoh seniman besar lainnya. Di jajaran literatur dan filsafat, kita
mengenal William Shakespeare, Migual de
Cervantes, Thomas More sebagai figur yang lahir di era renaissance. Kemudian,
nama-nama penemu besar renaissance di sektor sains dan teknologi di antaranya
adalah Nicolas Copernicus dan Galileo Galilei (astronomi), Isaac Newton (fisika),
Leonardo da Vinci (anatomi dan invensi) dan Antonie Van Leeuwenhoek (mikroskop).
Dengan demikian, era renaissance
menjadi titik balik atau kembalinya kejayaan eropa barat dalam segala aspek
kehidupan. Dengan menjadikan rasionalisme dan empirisme sebagai instrumen untuk
menemukan realitas, Eropa Barat hari ini telah berevolusi dengan kemajuan yang signifikan,
bahkan pola ini sangat berpengaruh pada peradaban global dalam sejarah modern. Inilah
yang menjadi alasan besar, kenapa hingga hari ini tidak sedikit banyak konsep
pendidikan barat masih menjadi acuan global setiap negara dalam proses pengembangan
sumber daya manusia (SDM) ataupun sumber daya alam (SDA).(*)
Daftar
Referensi
Soedarsono, R. M. 1992.
Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta:
Balai Pustaka
Suhelmi, Ahmad. 2001. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
No comments: